Sabtu, 23 Juni 2012

Logo 17 Tahun Telkomsel, Logo Paling Indonesia

Cinta pada pandangan pertama
Semenjak logo 17 tahun Telkomsel mulai diluncurkan dan pertama kali saya (dibaca: pelanggan Telkomsel) melihat logo ini di salah satu  media cetak terbesar di daerahku  maka saya sebagai seorang desainer yang paham dengan filosofi warna sontak jatuh cinta pada logo ini layaknya seorang lelaki yang bertemu wanita yang selama ini diimpikannya (wah…agak lebay ya? namanya juga sedang jatuh cinta). 

“I Luv U So Much! Inikah yang disebut cinta pada pandangan pertama?” Tanyaku dalam hati saat itu.
Belakangan, semenjak  menaruh hati dengan logo itu. Saya berusaha menggali berbagai referensi baik melalui buku maupun internet. Tujuannya adalah untuk lebih mengenali dan lebih dekat dengan logo ini. Kan seperti itulah cinta, tak kenal maka tak sayang.  Dan itulah yang terjadi padaku, semakin kukenali logo ini, maka benih-benih cinta semakin tumbuh di dalam hati. Hingga lautan internet kuarungi dan berpuluh-puluh tumpukan buku kudaki dan kubaca. Lalu dalam hati sontak bertanya, apanya yang membuatku jatuh cinta pada sosok logo ini?pada bentuk tubuhnya kah?pada warna kulitnya kah? Ataukah pribadinya kah?ataukah semuanya? Hingga berjam-jam di depan komputer dan  puluhan buku akhirnya saya mengerti pada keanekaragaman warnanyalah saya jatuh cinta.
Warna warni Indonesia pada logo  17 Tahun Telkomsel
Menurut saya (maklum saya tidak tahu siapa yang buat logo ini,jadinya berusaha menafsirkan sendiri) logo 17 Tahun Telkomsel  adalah logo yang sangat unik,ekspresif, dinamis dan  penuh warna. Maka tak salah jika tagline yang diusung Telkomsel diusianya yang 17 tahun yaitu Beda, Muda dan Paling Indonesia.  Antara logo dan taglinenya inilah terdapat chemistry cinta yang sangat intim dengan Indonesia.
Seperti yang saya tulis sejak awal bahwa saya ternyata jatuh cinta karena warnanya. Pada kesan warna itulah chemistry cintaku berawal.  Kenapa pada warnanya? Dari sebuah buku  yang kujadikan referensi  kutemukan sebuah penjelasan yang menarik tentang warna. Bahwa warna yang sering kita lihat dalam kehidupan sehari-hari mempunyai dampak psikologis yang kuat pada manusia. Karena warna itulah yang pertama memberikan rangsangan pada mata kita sehingga kita melihat benda dengan mata kita . Coba kita amati logo 17 tahun Telkomsel itu, setidaknya kita menemukan 6 warna. Ada warna merah,oranye, pink, ungu, kuning, dan hijau. Menurut buku Logo karya Suryanto Rustan, keenam warna itu adalah warna-warna yang sangat besar pengaruh psikologisnya pada kesan pandangan manusia. Apaplagi jika warna itu menyatu dalam keragaman.
Nah….keragaman warna inilah yang mewakili warna Indonesia dalam logo 17 Tahun Telkomsel ini. Karena  menurut  situs Sari Ayu, tren warna Indonesia tahun 2012 adalah warna-warna yang berasal dari Timur Indonesia. Seperti merah, kuning, oranye dan hijau (contohnya  Makassar itu sangat lekat dengan warna merah). Sedangkan menurut Mustika Ratu yang mengusung warna  “AMUSPA BUKETAN”. Yang berasal dari bahasa Jawa  yaitu AMUSPA yang berarti Bunga yang dipuja dan BUKET yang berarti rangkaian bunga. Ragam warna pada AMUSPA BUKETAN adalah Pink, Ungu, Hijau Tosca dan Hitam yang jika diaplikasikan akan memberi kesan anggun merona, lembut mempesona dan dinamis.
Sedang kalau berdasarkan pengamatan saya selaku seorang desainer grafis yang sedang Fall In Love utamanya terkait perkembangan logo maka logo serupa yang menggunakan warna sebanyak ini sebenarnya sudah ada sebelumnya yaitu logo yang digunakan untuk kampanye penggunaan produk Indonesia dan logo terkait branding Indonesia.

Tapi kok sekilas logo 100% Indonesia  di atas agak kaku ya? Kalau di andaikan cewek maka pasti cewek ini pendiam, kaku dan tidak asyik dan susah beradaptasi. Sangat berbeda dengan logo telkomsel yang sangat dinamis cantik dan elegan plus montok. Kalau logo Wonderful Indonesia sendiri warnanya agak buram dan terlalu rumit. Mau cewek atau cowok yang begini nggak? Pasti berfikir dua kali kan?
Eh..maaf sebelumnya bukan berari  pendapatku diatas bertujuan untuk mencela atau black campaign dengan logo 100% Indonesia ataupun logo wonderful Indonesia, akan tetatpi sekedar perbandingan saja untuk melihat kesamaan dalam penggunaan warna saja. Kan saya juga asli orang Indonesia yang menghrgai produk Indonesia dan bangga dengan keindahan Indonesia.
Wah…tambah jatuh cinta deh! (maaf ya…semakin lebay).
Logo Paling Indonesia
Karena sudah terlanjur jatuh cinta dengan logo ini maka wajar kalau saya mengatakan bahwa Logo ini adalah logo paling Indonesia di hati ini. Keanekaragaman warnya itu menghimpung keanekaragaman Indonesia. Beragam sukunya, beragam budayanya, beragam adatnya dan……pokoknya beragam semuanya deh! (Sampai-sampai hati ini kelepek-kelepek  klo mau menyebut semuanya).
Dah dulu ya…..lagi mau mengarungi lautan cinta bersama warna-warni logo 17 tahun Telkomsel.

Jumat, 22 Juni 2012

Nasionalisme Kaos

Banyak cara bagi masyarakat Indonesia untuk menunjukkan identitas nasionalismenya. Salah satunya melalui kaos. Kaos  yang awalnya hanya berfungsi sebagai penutup badan ternyata bagi sebagian orang Indonesia juga dianggap sebagai media untuk menunjukkan kecintaan kepada tanah air. Contohnya, membubuhkan gambar pahlawan Indonesia di atas kaos tersebut dan menuliskan “I Love RI”. Sehingga dengan kreatifitas itulah nasionalisme terasa lebih menarik dibanding arti nasionalisme itu sendiri.
Bila hal ini juga kita kaitkan dengan tim nasional sepakbola Indonesia, yang para pemainnya tak bisa kita ragukan lagi semangat nasionalismenya, maka kita akan menemukan istilah “Garuda di Dadaku”. Sebenarnya istilah ini adalah untuk menunjukkan bahwa nasionalisme itu senantiasa berada di hati para pemain Indonesia yang mewakili masyarakat indonesia. Namun bila kita menilik lebih dalam lagi maka istilah ini lebih menggambarkan adanya sebuah ikon Garuda Pancasila pada kaos yang dikenakan para pemain Timnas Indonesia itu. Alhasil bermunculan aneka ragam kaos distro dengan motif Garuda yang telah dimodifikasi dengan kreatifitas sehingga tampak lebih berseni. 
Cara-cara kreatif seperti ini tentunya sangat diperlukan untuk menanamkan nasionalisme di benak seluruh masyarakat Indonesia sehingga setiap perilaku yang dilakukan selalu memikirkan dampak bagi bangsa ini. Apa lagi cara-cara seperti ini diprakarsai oleh kalangan muda yang merupakan tonggak utama penerus bangsa ini. Bisa jadi di masa yang akan datang, segala permasalahan bangsa ini yang disebabkan oleh ulah orang-orang yang selalu mengorbankan sumber daya bangsa dan bernasionalisme rendah ini akan hilang seiring dengan semakin tertanamnya semangat nasionalisme itu.
Hal ini tentunya bukan hanya sebuah mimpi akan tetapi adalah cita-cita besar bagi orang-orang kreatif yang menjadikan kaos sebagai ladang untuk menabur semangat nasionalisme ke seluruh lapisan masyarakat. Dan saya (penulis) selaku penikmat kaos seperti ini merasa sangat optimis dengan cita-cita itu, buktinya budaya mengenakan jenis-jenis kaos seperti ini sudah menjadi sebagai suatu gaya hidup di sebagian kalangan masyarakat seiring berkembangnya industri kreatif khususnya Distro (distibution store/outlet).
Melalui distro inilah semangat nasionalisme ini atau saya beri istilah “Nasionalisme Kaos” ini berkembang. Sejak hadirnya konsep distro di Indonesia tepatnya di kota Bandung pada tahun 1990- hingga berkembang ke seluruh kota-kota besar di Indonesia  sampai tahun 2000-an dan sekarang kurang lebih ada sekitar 700 distro yang sebagian besar mengusung konsep lokalitas ke Indonesiaan dalam motif desainnya baik dari segi penggunaan warna dan ikon-ikon lokal yang ada di Indonesia seperti warna merah pada bendera Indonesia dan burung Garuda pada Pancasila ataupun berbagai motif lokal lainnya yang hanya terdapat di Indonesia.
Konsep yang diusung ini tentunya tidak lahir begitu saja akan tetapi dengan secara sadar ingin mempopulerkan nasionalisme sehingga dengan memakai kaos seperti ini orang-orang akan merasa “Paling Indonesia” dibanding orang yang belum memakai kaos seperti ini. Akan tetapi ini bukan sebuah generalisasi bahwa orang yang belum menggunakan kaos ini sama sekali tidak memiliki semangat nasionalisme karena nasionalisme kaos ini hanyalah salah satu cara untuk membuktikan bahwa kita adalah orang Indonesia yang paling Indonesia. 
Bila kita menghubungkan nasionalisme kaos ini dengan pengertian nasionalisme menurut Soekarno. Maka kita akan menemukan benang merah yang sangat kuat tentang peran nasionalisme dalam memperbaiki bangsa ini. Menurut Soekarno nasionalisme merupakan kekuatan bagi bangsa­-bangsa yang terjajah yang kelak akan membuka masa gemilang bagi bangsa tersebut. Dengan nasionalismelah bangsa Indonesia akan mendirikan syarat­-syarat hidup mereka yang bersifat kebatinan dan kebendaan. Kecintaan kepada bangsa dan tanah air merupakan alat yang utama bagi perjuangan  bangsa Indonesia. Nasionalisme menurut Soekarno dapat dikatakan sebagai nasionalisme yang komplek, yaitu nasionalisme yang dapat beriringan dengan Islamisme dan relatif bergerak secara leluasa di dataran marginalitas yang mengenyampingkan pada intrik ras dan etnisitas. Nasionalisme telah memegang peranan penting dan bersifat positif dalam menopang tumbuhnya persatuan dan kesatuan serta nilai-nilai demokratisasi yang pada gilirannya akan mampu melaksanakan pembangunan nasional sebagai upaya peningkatan kualitas pendidikan rakyat. Hal ini karena konsep nasionalisme merupakan dorongan yang mendasar dalam pengaktualisasian.
Sangat jelas pada pengertian di atas bahwa nasionalisme itu merupakan kekuatan bangsa ini dan butuh pengaktualisasian jadi bukan hanya ditataran konsep saja. Nasionalisme kaos tentunya adalah cara pengaktulisasiaan nasionalisme yang sangat kreatif. Sehingga bisa jadi nasionalisme kaos ini menjadi sebagai salah satu kekuatan bangsa ini di masa yang akan datang karena tumbuh dan berawal melalui kalangan pemuda-pemuda kreatif yang mengaktualisasikan dan menanamkan semangat nasionalisme melalui kaos. Karena melalui nasionalisme seperti ini orang bisa menyadari betapa pentingnya menggunakan produk Indonesia sebagai cara untuk menjaga keutuhan bangsa ini melalui pengaruh budaya asing yang seyogyanya tidak semua baik bahkan terkadang lebih banyak dampak buruknya.
Kalau dengan sebuah kaos bangsa ini bisa bersatu mengapa kita tidak atau belum menyatakan semangat nasionalisme melalui sebuah kaos sebagai aktualisasi ke-paling Indonesiaan kita?
(Sumber gambar: www.galleriide.com)

Selasa, 19 Juni 2012

Sejarah Pensil

Pensil adalah alat tulis dan lukis yang awalnya terbuat dari grafit murni. Penulisan dilakukan dengan menggoreskan grafit tersebut ke atas media. Namun grafit murni cenderung mudah patah, terlalu lembut, memberikan efek kotor saat media bergesekan dengan tangan, dan mengotori tangan saat dipegang. Karena itu kemudian diciptakan campuran grafit dengan tanah liat agar komposisinya lebih keras. Selanjutnya komposisi campuran ini dibalut dengan kertas atau kayu.


Sejarah
Penggunaan timbal dan grafit sudah dimulai sejak zaman Yunani. Keduanya memberikan efek goresan abu-abu, walaupun grafit sedikit lebih hitam. Grafit sangat jarang dipakai hingga kemudian pada tahun 1564 ditemukan kandungan grafit murni dalam jumlah besar di Borrowdale, sebuah lembah di Lake District, Inggris bagian utara. Meskipun kelihatan seperti batu bara, mineral tersebut tidak dapat terbakar, dan meninggalkan bekas berwarna hitam mengilap, serta mudah dihapus di atas permukaan yang bisa ditulisi. Pada masa ini istilah grafit masih disalahartikan dengan timah, timah hitam, dan plumbago, artinya "seperti timah" mengingat sifatnya yang hampir sama. Karena itu istilah lead pencil (pensil timah) masih digunakan sampai sekarang. Karena teksturnya berminyak, bongkahan dibungkus dengan kulit domba atau potongan kecil timah berbentuktongkat dibebat dengan tali. Tidak seorang pun tahu siapa yang mula-mula mempunyai ide untuk memasukkan timah hitam ke dalam wadah kayu, tetapi pada tahun 1560-an, pensil yang primitif sudah sampai di benua Eropa.
Tak lama kemudian, timah hitam ditambang dan diekspor untuk memenuhi permintaan para seniman; dan pada abad ke-17, bisa dikatakan timah hitam telah digunakan di mana-mana. Pada waktu yang sama, para pembuat pensil bereksperimen dengan timah hitam untuk menghasilkan alat tulis yang lebih baik. Karena murni serta mudah diekstrak, timah hitam dari Borrowdale menjadi incaran pencuri dan pedagang gelap. Untuk mengatasinya, Parlemen Inggris mengeluarkan undang-undang pada tahun 1752 yang menetapkan bahwa pencuri timah hitam bisa dipenjarakan atau dibuang ke suatu koloni narapidana.
Namun pada tahun 1779, seorang ahli kimia Carl W. Scheele meneliti dan menyimpulkan bahwa grafit memiliki sifat kimiawi yang jauh berbeda dengan timbal. Grafit adalah komposisi molekul karbon murni yang lunak. Akhirnya pada tahun 1789, ahli Geologi Jerman, Abraham G. Werner memberikan nama grafit, yang berasal dari perkataan Yunani graphein, yang berarti menulis. Jadi, isi pensil bukan timah.

Perkembangan Pensil
Selama bertahun-tahun, grafit Inggris memonopoli industri pembuatan pensil karena cukup murni untuk digunakan tanpa perlu diproses lagi. Karena grafit Eropa kurang bermutu, pabrik-pabrik pensil di sana bereksperimen dengan berbagai cara untuk memperbaiki isi pensil. Insinyur Prancis Nicolas-Jacques Conté mencampur bubuk grafit dengan tanah liat, membentuk campuran itu menjadi batang-batang, dan membakarnya dalam perapian. Dengan mengubah-ubah perbandingan grafit terhadap tanah liat, ia bisa membuat isi pensil yang menghasilkan berbagai gradasi warna hitam—proses yang digunakan sampai sekarang.
Pada abad ke-19, pembuatan pensil menjadi bisnis besar. Grafit ditemukan di beberapa tempat, termasuk Siberia, Jerman, dan yang sekarang disebut Republik Ceko. Di Jerman dan kemudian di Amerika Serikat, sejumlah pabrik dibuka. Mekanisasi dan produksi massal menekan harga, dan pada awal abad ke-20, bahkan anak-anak sekolah menggunakan pensil.
Awalnya pensil grafit diberi balutan kertas yang dirobek sesuai keinginan pemakainya. Namun kemudian ditemukan cara lebih praktis dan efisien dengan menyelimuti seluruh batang grafit dengan dua bilah kayu yang ditoreh untuk menyediakan tempat bagi batang grafit dan kemudian disatukan.
Grafit murni mungkin lebih disukai seniman karena karakteristiknya yang lebih lugas. Namun untuk penggunaan sehari-hari, diperlukan grafit yang berkualitas lebih rendah agar lebih fleksibel. Pada tahun 1795, ahli kimia Perancis, Nicolas Jacques Conté, menemukan cara mencampur grafit dengan tanah liat agar dihasilkan pensil yang lebih baik dan praktis. Salah satu produk turunannya adalah pensil Konte.
Pada 30 Maret 1858 Hymen Lipman dari Philadelphia, Pennsylvania, Amerika Serikat mematenkan pensil dengan ujung penghapus. Namun kemudian paten ini dibatalkan dengan alasan sebanenarnya tidak ada penemuan hal baru dari pensil tersebut. Peraut mekanik ditemukan pada tahun 1880 dan dengan cepat menjadi sangat populer.

Pemrosesan modern
Pensil di era modern dibuat dengan menghancurkan grafit murni dan tanah liat menjadi bentuk bubuk. Campuran ini kemudian diberi air, dianginkan, dan kemudian dibakar selama tiga hari. Kemudian isi pensil yang telah dicetak menjadi bentuk yang panjang dan tipis dilapisi dengan kayu halus.
Awalnya pensil lebih banyak dibuat dalam bentuk persegi karena keterbatasan mesin produksi. Namun di era modern, lebih banyak ditemui bentuk bulat yang lebih nyaman digenggam. Meskipun demikian, tetap banyak yang menggemari bentuk pensil bersudut karena memberi pegangan yang lebih kuat dan mudah dikontrol saat menulis.

Karakteristik
Berbeda dengan pena, pensil cenderung memberikan kesan abu-abu dan warna yang lemah dan pecah dibandingan dengan pena yang memberikan warna yang padat dan tajam. Pensil juga lebih mudah dihapus dibandingkan pena.
Beberapa pensil disertai dengan penghapus untuk alasan kepraktisan. Pensil seperti ini sangat disukai pelajar. Namun kebanyakan seniman profesional yang mengutamakan mutu akan lebih menyukai pensil tanpa penghapus, mengingat penghapus ini diragukan mutunya dan frekuensi menghapus yang lebih besar akan membuat penghapus yang terlalu kecil akan cepat terbuang sia-sia.

Identitas
Pensil dibedakan menurut komposisi . Huruf B menginformasikan ketebalan (boldness), yang berarti kandungan grafitnya lebih banyak. Sementara huruf H menginformasikan kekerasan komposisi leadnya, yang berarti kandungan tanah liatnya lebih banyak. Pensil dengan tanda F berarti komposisinya sangat tepat untuk diraut hingga keruncingan maksimal. Sementara angka di depan huruf memperlihatkan tingkat ketebalan atau kekerasan komposisi suatu pensil. Misalnya 2H akan lebih keras daripada H, atau 2B akan lebih lembut dan tebal dibandingkan B. HB berarti pensil memiliki kedua sifat keras dan tebal.
Warna pensil memperlihatkan area produksinya. Pabrik-pabrik di Amerika Utara memberi warna kuning, Jerman dan Brasil memberi warna hijau. India dan beberapa wilayah Asia memberi warna hitam dan merah. Swiss memberi warna merah. Sedangkan Inggris memberi warna kuning dan hitam. Kebanyakan standardisasi warna ini diciptakan produsen Faber-Castell]. Namun banyak pula produsen yang tidak mengikuti standar ini.
Jenis pensil di era modern
Kemajuan teknologi material dan manufaktur membuat banyak jenis pensil yang bisa ditemui di pasar sesuai kegunaan masing-masing. Di antaranya adalah:
  • Pensil timah
  • Pensil grafit murni
  • Pensil mekanik
  • Pensil warna
  • Konte
  • Pastel dalam bentuk pensil
  • Dermatograf

Pensil Modern
Pensil sekarang adalah alat tuilis dan gambar yang canggih sekaligus serbaguna, yang setiap tahun diproduksi di seluruh dunia hingga milliaran batang. Pensil biasa dapat membuat garis sepanjang 60 kilometer dan menulis 45.000 kata. Isi pensil mekanis, yang tangkainya dari logam atau plastik, tidak perlu diraut. Sebagai ganti grafit, pensil berwarna berisi bahan pewarna dan pigmen dalam puluhan warna.
Referensi
  • Steve Ritter. Pencils and Pencil Lead. Dimuat pula sebagai artikel di Science & Technology, What's That Stuff?. Volume 79 No 42. 15 Oktober 2001. ISSN 0009-2347
  • Early Office Museum. History of the Lead Pencil
  • Sedarlah!, Juli 2007, h.13-4, Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc.
  • Awake!, July 2007, p.13-4, Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc.
  • Erwachet! Juli 2007, p.13-4, Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc.

Senin, 18 Juni 2012

Five Generation

Tahukah kita sejarah lahirnya komputer yang sedang ada dihadapan kalian?Berdasarkan artikel yang saya kutif dari wikipedia, ternyata perkembanagan sejarah komputer itu terbagi dalam 5 generasi, yaitu sebagai berikut:




Generasi Pertama
Dengan terjadinya Perang Dunia Kedua, negara-negara yang terlibat dalam perang tersebut berusaha mengembangkan komputer untuk mengeksploit potensi strategis yang dimiliki komputer. Hal ini meningkatkan pendanaan pengembangan komputer serta mempercepat kemajuan teknik komputer. Pada tahun 1941, Konrad Zuse, seorang insinyur Jerman membangun sebuah komputer, Z3, untuk mendesain pesawat terbang dan peluru kendali.
Pihak sekutu juga membuat kemajuan lain dalam pengembangan kekuatan komputer. Tahun 1943, pihak Inggris menyelesaikan komputer pemecah kode rahasia yang dinamakan Colossus untuk memecahkan kode rahasia yang digunakan Jerman. Dampak pembuatan Colossus tidak terlalu memengaruhi perkembangan industri komputer dikarenakan dua alasan. Pertama, Colossus bukan merupakan komputer serbaguna(general-purpose computer), ia hanya didesain untuk memecahkan kode rahasia. Kedua, keberadaan mesin ini dijaga kerahasiaannya hingga satu dekade setelah perang berakhir.
Usaha yang dilakukan oleh pihak Amerika pada saat itu menghasilkan suatu kemajuan lain. Howard H. Aiken (1900-1973), seorang insinyur Harvard yang bekerja dengan IBM, berhasil memproduksi kalkulator elektronik untuk US Navy. Kalkulator tersebut berukuran panjang setengah lapangan bola kaki dan memiliki rentang kabel sepanjang 500 mil. The Harvard-IBM Automatic Sequence Controlled Calculator, atau Mark I, merupakan komputer relai elektronik. Ia menggunakan sinyal elektromagnetik untuk menggerakkan komponen mekanik. Mesin tersebut beropreasi dengan lambat (ia membutuhkan 3-5 detik untuk setiap perhitungan) dan tidak fleksibel (urutan kalkulasi tidak dapat diubah). Kalkulator tersebut dapat melakukan perhitungan aritmatik dasar dan persamaan yang lebih kompleks.
Perkembangan komputer lain pada masa kini adalah Electronic Numerical Integrator and Computer (ENIAC), yang dibuat oleh kerjasama antara pemerintah Amerika Serikat dan University of Pennsylvania. Terdiri dari 18.000 tabung vakum, 70.000 resistor, dan 5 juta titik solder, komputer tersebut merupakan mesin yang sangat besar yang mengonsumsi daya sebesar 160kW.
Komputer ini dirancang oleh John Presper Eckert (1919-1995) dan John W. Mauchly (1907-1980), ENIAC merupakan komputer serbaguna (general purpose computer) yang bekerja 1000 kali lebih cepat dibandingkan Mark I.
Pada pertengahan 1940-an, John von Neumann (1903-1957) bergabung dengan tim University of Pennsylvania dalam usaha membangun konsep desain komputer yang hingga 40 tahun mendatang masih dipakai dalam teknik komputer. Von Neumann mendesain Electronic Discrete Variable Automatic Computer (EDVAC) pada tahun 1945 dengan sebuah memori untuk menampung baik program ataupun data. Teknik ini memungkinkan komputer untuk berhenti pada suatu saat dan kemudian melanjutkan pekerjaannya kembali. Kunci utama arsitektur von Neumann adalah unit pemrosesan sentral (CPU), yang memungkinkan seluruh fungsi komputer untuk dikoordinasikan melalui satu sumber tunggal. Tahun 1951, UNIVAC I (Universal Automatic Computer I) yang dibuat oleh Remington Rand, menjadi komputer komersial pertama yang memanfaatkan model arsitektur Von Neumann tersebut.
Baik Badan Sensus Amerika Serikat dan General Electric memiliki UNIVAC. Salah satu hasil mengesankan yang dicapai oleh UNIVAC dalah keberhasilannya dalam memprediksi kemenangan Dwilight D. Eisenhower dalam pemilihan presiden tahun 1952.
Komputer Generasi pertama dikarakteristik dengan fakta bahwa instruksi operasi dibuat secara spesifik untuk suatu tugas tertentu. Setiap komputer memiliki program kode biner yang berbeda yang disebut "bahasa mesin" (machine language). Hal ini menyebabkan komputer sulit untuk diprogram dan membatasi kecepatannya. Ciri lain komputer generasi pertama adalah penggunaan tube vakum (yang membuat komputer pada masa tersebut berukuran sangat besar) dan silinder magnetik untuk penyimpanan data.
Generasi Kedua
Pada tahun 1948, penemuan transistor sangat memengaruhi perkembangan komputer. Transistor menggantikan tube vakum di televisi, radio, dan komputer. Akibatnya, ukuran mesin-mesin elektrik berkurang drastis.
Transistor mulai digunakan di dalam komputer mulai pada tahun 1956. Penemuan lain yang berupa pengembangan memori inti-magnetik membantu pengembangan komputer generasi kedua yang lebih kecil, lebih cepat, lebih dapat diandalkan, dan lebih hemat energi dibanding para pendahulunya. Mesin pertama yang memanfaatkan teknologi baru ini adalah superkomputer. IBM membuat superkomputer bernama Stretch, dan Sprery-Rand membuat komputer bernama LARC. Komputer-komputer ini, yang dikembangkan untuk laboratorium energi atom, dapat menangani sejumlah besar data, sebuah kemampuan yang sangat dibutuhkan oleh peneliti atom. Mesin tersebut sangat mahal dan cenderung terlalu kompleks untuk kebutuhan komputasi bisnis, sehingga membatasi kepopulerannya. Hanya ada dua LARC yang pernah dipasang dan digunakan: satu di Lawrence Radiation Labs di Livermore, California, dan yang lainnya di US Navy Research and Development Center di Washington D.C. Komputer generasi kedua menggantikan bahasa mesin dengan bahasa assembly. Bahasa assembly adalah bahasa yang menggunakan singkatan-singakatan untuk menggantikan kode biner.
Pada awal 1960-an, mulai bermunculan komputer generasi kedua yang sukses di bidang bisnis, di universitas, dan di pemerintahan. Komputer-komputer generasi kedua ini merupakan komputer yang sepenuhnya menggunakan transistor. Mereka juga memiliki komponen-komponen yang dapat diasosiasikan dengan komputer pada saat ini: printer, penyimpanan dalam disket, memory, sistem operasi, dan program.
Salah satu contoh penting komputer pada masa ini adalah 1401 yang diterima secara luas di kalangan industri. Pada tahun 1965, hampir seluruh bisnis-bisnis besar menggunakan komputer generasi kedua untuk memprosesinformasi keuangan.
Program yang tersimpan di dalam komputer dan bahasa pemrograman yang ada di dalamnya memberikan fleksibilitas kepada komputer. Fleksibilitas ini meningkatkan kinerja dengan harga yang pantas bagi penggunaan bisnis. Dengan konsep ini, komputer dapat mencetak faktur pembelian konsumen dan kemudian menjalankan desain produk atau menghitung daftar gaji. Beberapa bahasa pemrograman mulai bermunculan pada saat itu. Bahasa pemrograman Common Business-Oriented Language (COBOL) dan Formula Translator (FORTRAN) mulai umum digunakan. Bahasa pemrograman ini menggantikan kode mesin yang rumit dengan kata-kata, kalimat, dan formula matematika yang lebih mudah dipahami oleh manusia. Hal ini memudahkan seseorang untuk memprogram dan mengatur komputer. Berbagai macam karier baru bermunculan (programmer, analis sistem, dan ahli sistem komputer). Industr piranti lunak juga mulai bermunculan dan berkembang pada masa komputer generasi kedua ini.
Generasi Ketiga
Walaupun transistor dalam banyak hal mengungguli tube vakum, namun transistor menghasilkan panas yang cukup besar, yang dapat berpotensi merusak bagian-bagian internal komputer. Batu kuarsa (quartz rock) menghilangkan masalah ini. Jack Kilby, seorang insinyur di Texas Instrument, mengembangkan sirkuit terintegrasi (IC : integrated circuit) pada tahun 1958. IC mengkombinasikan tiga komponen elektronik dalam sebuah piringan silikon kecil yang terbuat dari pasir kuarsa. Pada ilmuwan kemudian berhasil memasukkan lebih banyak komponen-komponen ke dalam suatu chip tunggal yang disebut semikonduktor. Hasilnya, komputer menjadi semakin kecil karena komponen-komponen dapat dipadatkan dalam chip. Kemajuan komputer generasi ketiga lainnya adalah penggunaan sistem operasi (operating system) yang memungkinkan mesin untuk menjalankan berbagai program yang berbeda secara serentak dengan sebuah program utama yang memonitor dan mengkoordinasi memori komputer.
Generasi Keempat
Setelah IC, tujuan pengembangan menjadi lebih jelas: mengecilkan ukuran sirkuit dan komponen-komponen elektrik. Large Scale Integration (LSI) dapat memuat ratusan komponen dalam sebuah chip. Pada tahun 1980-an, Very Large Scale Integration (VLSI) memuat ribuan komponen dalam sebuah chip tunggal.
Ultra-Large Scale Integration (ULSI) meningkatkan jumlah tersebut menjadi jutaan. Kemampuan untuk memasang sedemikian banyak komponen dalam suatu keping yang berukurang setengah keping uang logam mendorong turunnya harga dan ukuran komputer. Hal tersebut juga meningkatkan daya kerja, efisiensi dan keterandalan komputer. Chip Intel 4004 yang dibuat pada tahun 1971membawa kemajuan pada IC dengan meletakkan seluruh komponen dari sebuah komputer (central processing unit, memori, dan kendali input/output) dalam sebuah chip yang sangat kecil. Sebelumnya, IC dibuat untuk mengerjakan suatu tugas tertentu yang spesifik. Sekarang, sebuah mikroprosesor dapat diproduksi dan kemudian diprogram untuk memenuhi seluruh kebutuhan yang diinginkan. Tidak lama kemudian, setiap piranti rumah tangga seperti microwave, oven, televisi, dan mobil dengan electronic fuel injection (EFI) dilengkapi dengan mikroprosesor.
Perkembangan yang demikian memungkinkan orang-orang biasa untuk menggunakan komputer biasa. Komputer tidak lagi menjadi dominasi perusahaan-perusahaan besar atau lembaga pemerintah. Pada pertengahan tahun 1970-an, perakit komputer menawarkan produk komputer mereka ke masyarakat umum. Komputer-komputer ini, yang disebut minikomputer, dijual dengan paket piranti lunak yang mudah digunakan oleh kalangan awam. Piranti lunak yang paling populer pada saat itu adalah program word processing dan spreadsheet. Pada awal 1980-an, video game seperti Atari 2600 menarik perhatian konsumen pada komputer rumahan yang lebih canggih dan dapat diprogram.
Pada tahun 1981, IBM memperkenalkan penggunaan Personal Computer (PC) untuk penggunaan di rumah, kantor, dan sekolah. Jumlah PC yang digunakan melonjak dari 2 juta unit pada tahun 1981 menjadi 5,5 juta unit pada tahun 1982. Sepuluh tahun kemudian, 65 juta PC digunakan. Komputer melanjutkan evolusinya menuju ukuran yang lebih kecil, dari komputer yang berada di atas meja (desktop computer) menjadi komputer yang dapat dimasukkan ke dalam tas (laptop), atau bahkan komputer yang dapat digenggam (palmtop).
IBM PC bersaing dengan Apple Macintosh dalam memperebutkan pasar komputer. Apple Macintosh menjadi terkenal karena memopulerkan sistem grafis pada komputernya, sementara saingannya masih menggunakan komputer yang berbasis teks. Macintosh juga memopulerkan penggunaan piranti mouse.
Pada masa sekarang, kita mengenal perjalanan IBM compatible dengan pemakaian CPU: IBM PC/486, Pentium, Pentium II, Pentium III, Pentium IV (Serial dari CPU buatan Intel). Juga kita kenal AMD k6, Athlon, dsb. Ini semua masuk dalam golongan komputer generasi keempat.
Seiring dengan menjamurnya penggunaan komputer di tempat kerja, cara-cara baru untuk menggali potensial terus dikembangkan. Seiring dengan bertambah kuatnya suatu komputer kecil, komputer-komputer tersebut dapat dihubungkan secara bersamaan dalam suatu jaringan untuk saling berbagi memori, piranti lunak, informasi, dan juga untuk dapat saling berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Jaringan komputer memungkinkan komputer tunggal untuk membentuk kerjasama elektronik untuk menyelesaikan suatu proses tugas. Dengan menggunakan perkabelan langsung (disebut juga Local Area Network atau LAN), atau [kabel telepon, jaringan ini dapat berkembang menjadi sangat besar.
Generasi Kelima
Mendefinisikan komputer generasi kelima menjadi cukup sulit karena tahap ini masih sangat muda. Contoh imajinatif komputer generasi kelima adalah komputer fiksi HAL9000 dari novel karya Arthur C. Clarke berjudul 2001: Space Odyssey. HAL menampilkan seluruh fungsi yang diinginkan dari sebuah komputer generasi kelima. Dengan kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI), HAL dapat cukup memiliki nalar untuk melakukan percapakan dengan manusia, menggunakan masukan visual, dan belajar dari pengalamannya sendiri.
Walaupun mungkin realisasi HAL9000 masih jauh dari kenyataan, banyak fungsi-fungsi yang dimilikinya sudah terwujud. Beberapa komputer dapat menerima instruksi secara lisan dan mampu meniru nalar manusia. Kemampuan untuk menterjemahkan bahasa asing juga menjadi mungkin. Fasilitas ini tampak sederhana. Namun fasilitas tersebut menjadi jauh lebih rumit dari yang diduga ketika programmer menyadari bahwa pengertian manusia sangat bergantung pada konteks dan pengertian ketimbang sekedar menterjemahkan kata-kata secara langsung.
Banyak kemajuan di bidang desain komputer dan teknologi yang semakin memungkinkan pembuatan komputer generasi kelima. Dua kemajuan rekayasa yang terutama adalah kemampuan pemrosesan paralel, yang akan menggantikan model non Neumann. Model non Neumann akan digantikan dengan sistem yang mampu mengkoordinasikan banyak CPU untuk bekerja secara serempak. Kemajuan lain adalah teknologi superkonduktor yang memungkinkan aliran elektrik tanpa ada hambatan apapun, yang nantinya dapat mempercepat kecepatan informasi.
Jepang adalah negara yang terkenal dalam sosialisasi jargon dan proyek komputer generasi kelima. Lembaga ICOT (Institute for new Computer Technology) juga dibentuk untuk merealisasikannya. Banyak kabar yang menyatakan bahwa proyek ini telah gagal, namun beberapa informasi lain bahwa keberhasilan proyek komputer generasi kelima ini akan membawa perubahan baru paradigma komputerisasi di dunia.
Sumber:http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_komputer