Jumat, 22 Juni 2012

Nasionalisme Kaos

Banyak cara bagi masyarakat Indonesia untuk menunjukkan identitas nasionalismenya. Salah satunya melalui kaos. Kaos  yang awalnya hanya berfungsi sebagai penutup badan ternyata bagi sebagian orang Indonesia juga dianggap sebagai media untuk menunjukkan kecintaan kepada tanah air. Contohnya, membubuhkan gambar pahlawan Indonesia di atas kaos tersebut dan menuliskan “I Love RI”. Sehingga dengan kreatifitas itulah nasionalisme terasa lebih menarik dibanding arti nasionalisme itu sendiri.
Bila hal ini juga kita kaitkan dengan tim nasional sepakbola Indonesia, yang para pemainnya tak bisa kita ragukan lagi semangat nasionalismenya, maka kita akan menemukan istilah “Garuda di Dadaku”. Sebenarnya istilah ini adalah untuk menunjukkan bahwa nasionalisme itu senantiasa berada di hati para pemain Indonesia yang mewakili masyarakat indonesia. Namun bila kita menilik lebih dalam lagi maka istilah ini lebih menggambarkan adanya sebuah ikon Garuda Pancasila pada kaos yang dikenakan para pemain Timnas Indonesia itu. Alhasil bermunculan aneka ragam kaos distro dengan motif Garuda yang telah dimodifikasi dengan kreatifitas sehingga tampak lebih berseni. 
Cara-cara kreatif seperti ini tentunya sangat diperlukan untuk menanamkan nasionalisme di benak seluruh masyarakat Indonesia sehingga setiap perilaku yang dilakukan selalu memikirkan dampak bagi bangsa ini. Apa lagi cara-cara seperti ini diprakarsai oleh kalangan muda yang merupakan tonggak utama penerus bangsa ini. Bisa jadi di masa yang akan datang, segala permasalahan bangsa ini yang disebabkan oleh ulah orang-orang yang selalu mengorbankan sumber daya bangsa dan bernasionalisme rendah ini akan hilang seiring dengan semakin tertanamnya semangat nasionalisme itu.
Hal ini tentunya bukan hanya sebuah mimpi akan tetapi adalah cita-cita besar bagi orang-orang kreatif yang menjadikan kaos sebagai ladang untuk menabur semangat nasionalisme ke seluruh lapisan masyarakat. Dan saya (penulis) selaku penikmat kaos seperti ini merasa sangat optimis dengan cita-cita itu, buktinya budaya mengenakan jenis-jenis kaos seperti ini sudah menjadi sebagai suatu gaya hidup di sebagian kalangan masyarakat seiring berkembangnya industri kreatif khususnya Distro (distibution store/outlet).
Melalui distro inilah semangat nasionalisme ini atau saya beri istilah “Nasionalisme Kaos” ini berkembang. Sejak hadirnya konsep distro di Indonesia tepatnya di kota Bandung pada tahun 1990- hingga berkembang ke seluruh kota-kota besar di Indonesia  sampai tahun 2000-an dan sekarang kurang lebih ada sekitar 700 distro yang sebagian besar mengusung konsep lokalitas ke Indonesiaan dalam motif desainnya baik dari segi penggunaan warna dan ikon-ikon lokal yang ada di Indonesia seperti warna merah pada bendera Indonesia dan burung Garuda pada Pancasila ataupun berbagai motif lokal lainnya yang hanya terdapat di Indonesia.
Konsep yang diusung ini tentunya tidak lahir begitu saja akan tetapi dengan secara sadar ingin mempopulerkan nasionalisme sehingga dengan memakai kaos seperti ini orang-orang akan merasa “Paling Indonesia” dibanding orang yang belum memakai kaos seperti ini. Akan tetapi ini bukan sebuah generalisasi bahwa orang yang belum menggunakan kaos ini sama sekali tidak memiliki semangat nasionalisme karena nasionalisme kaos ini hanyalah salah satu cara untuk membuktikan bahwa kita adalah orang Indonesia yang paling Indonesia. 
Bila kita menghubungkan nasionalisme kaos ini dengan pengertian nasionalisme menurut Soekarno. Maka kita akan menemukan benang merah yang sangat kuat tentang peran nasionalisme dalam memperbaiki bangsa ini. Menurut Soekarno nasionalisme merupakan kekuatan bagi bangsa­-bangsa yang terjajah yang kelak akan membuka masa gemilang bagi bangsa tersebut. Dengan nasionalismelah bangsa Indonesia akan mendirikan syarat­-syarat hidup mereka yang bersifat kebatinan dan kebendaan. Kecintaan kepada bangsa dan tanah air merupakan alat yang utama bagi perjuangan  bangsa Indonesia. Nasionalisme menurut Soekarno dapat dikatakan sebagai nasionalisme yang komplek, yaitu nasionalisme yang dapat beriringan dengan Islamisme dan relatif bergerak secara leluasa di dataran marginalitas yang mengenyampingkan pada intrik ras dan etnisitas. Nasionalisme telah memegang peranan penting dan bersifat positif dalam menopang tumbuhnya persatuan dan kesatuan serta nilai-nilai demokratisasi yang pada gilirannya akan mampu melaksanakan pembangunan nasional sebagai upaya peningkatan kualitas pendidikan rakyat. Hal ini karena konsep nasionalisme merupakan dorongan yang mendasar dalam pengaktualisasian.
Sangat jelas pada pengertian di atas bahwa nasionalisme itu merupakan kekuatan bangsa ini dan butuh pengaktualisasian jadi bukan hanya ditataran konsep saja. Nasionalisme kaos tentunya adalah cara pengaktulisasiaan nasionalisme yang sangat kreatif. Sehingga bisa jadi nasionalisme kaos ini menjadi sebagai salah satu kekuatan bangsa ini di masa yang akan datang karena tumbuh dan berawal melalui kalangan pemuda-pemuda kreatif yang mengaktualisasikan dan menanamkan semangat nasionalisme melalui kaos. Karena melalui nasionalisme seperti ini orang bisa menyadari betapa pentingnya menggunakan produk Indonesia sebagai cara untuk menjaga keutuhan bangsa ini melalui pengaruh budaya asing yang seyogyanya tidak semua baik bahkan terkadang lebih banyak dampak buruknya.
Kalau dengan sebuah kaos bangsa ini bisa bersatu mengapa kita tidak atau belum menyatakan semangat nasionalisme melalui sebuah kaos sebagai aktualisasi ke-paling Indonesiaan kita?
(Sumber gambar: www.galleriide.com)

0 komentar:

Posting Komentar